Langsung ke konten utama

Unggulan

Punya Anak

Well, meskipun aku (merasa) sudah siap untuk punya anak bahkan sejak sebelum menikah, agaknya gamang juga ketika sekarang sedang mengandung janin 9 minggu. Sampai beberapa hari yang lalu. Aku nangis sesegukan karena teringat sama salah satu jama'ah masjid yang sekarang hidup sendiri pasca suaminya meninggal dunia dan mereka tidak memiliki anak. Walau tetap Allah jua lah yang menakdirkan kita diamanahkan anak atau tidak, tapi perasaanku melihat para janda yang tinggal seorang diri ini jadi kalut. Pasti sepi. Sendiri. Butuh teman. Aku yang juga dulu pernah punya tetangga dekat yang sama persis kondisinya dengan si ibu. Jadi, tahu persis bagaimana keseharian mereka. Sejak saat itu, aku sadar bahwa punya anak itu karunia yang sangat besar dari Allah. Pantaslah memang anak ini disebut sebagai qurrata a'yun (penyejuk mata) bagi orang tuanya. Investasi akhirat. Setidaknya, ada yang bisa dihubungi kalau kita kesepian di masa tua nanti. Makin degdegan menuju HPL 27 Oktober

Matematika dan Puisi


Hello, blogger...
Tadi sebenernya, tujuan awal mau googling nyari “Tips Mencipta Puisi” eh taunya nemu sama link ini.
Oke, ini isinya…

Pernahkah Anda bertanya, apa jadinya tubuh kita tanpa otak? Jawabannya bisa jadi nol besar. Sebab, selain hati yang mengatur setiap gerak kita adalah otak manusia. Mulai dari kedipan mata, mengingat nama sampai merencanakan masa depan adalah kerjanya. Konon menurut salah satu penelitian, otak manusia jika dijadikan chips komputer memerlukan lima kali ukuran bumi. Luar biasa. Otak manusia terdiri dari dua belahan, otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berfungsi untuk melakukan hal-hal yang bersifat akademis seperti berhitung, analisa, mengingat nama dan peristiwa. Sedangkan otak kanan berfungsi sebaliknya. Imajinatif, menikmati keindahan, dan mengendalikan emosi adalah bagian kerja otak kanan.

Uniknya, pembagian kerja dua belah otak diatas tidak mulai dari Anda lahir. Ketika pertama kali bayi manusia dilahirkan, kedua belah otaknya mempunyai fungsi yang sama, menjadi otak kanan. Kemudian beberapa saat setelah itu, baru yang satu dengan yang lain menemukan posisi dengan sendirinya. Posisi ini akan stabil dan mantap ketika manusia berusia enam sampai sembilan tahun. Setelah itu otak akan terus tumbuh tapi tidak berkembang.

Perkembangan otak manusia akan tercapai secara maksima jika ia dirangsang dengan maksimal pula. Otak kiri misalnya, akan tumbuh dengan rangsangan sekolah, belajar, menulis dan berhitung. Sedangkan otak kanan bisa dirangsang dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat intuitif. Misalnya menikmati keindahan, musik, lukisan, puisi dan beberapa macam kegiatan seni lainnya.

Jadi sebetulnya tidak ada alasan jika ada yang bilang, "Saya tidak suka matematika" atau "Saya tidak bisa mencipta puisi" sebab Allah yang maha kreator telah menciptakan semua sarana. Tinggal kita saja, hendak memakai fasilitas atau membuangnya sia-sia.(her)


Well, aku agak terkejut dengan bacaan di atas. Dulu, aku seneng banget belajar matematika. Juga nyiptain puisi. Beda dengan sekarang. Sekarang aku uda kaku kalo nyiptain puisi. Ga pernah bisa nemu kata-kata istimewa. Belajar matematika juga jadi ga gitu suka. Entah kenapa, makin males aja. Mungkin karena factor guru dan pelajarannya juga kali ya. kalo belajar matematika, aku jadi ngerasa minder duluan. Ga pede ngerjain soalnya. Padahal sebenernya tu soal ga gitu sulit. Belum lagi kalo ada temen yang uda dapet jawabannya. Duh, makin ngeblank. Makin ga dapet jawabannya.

Uda gitu sekarang aku makin pelupa sejak jalanin bisnis pulsa. Duh, kadang lupa siapa aja yang uda bayar pulsa dan siapa yang belum.

Setaun yang lalu, aku ngirimin puisi ke salah satu lomba di kotaku. Dan puisi aku masuk 10 besar. Aww… =D lalu, aku dipanggil buat ditandingin lagi. Jujur, aku gugup waktu deklamasiin puisinya. Pasalnya, ternyata itu lomba diadain di salah satu perguruan tinggi katolik. Dan aku pake jilbab. Dapet nomor urut 1 pula… Oh, my Gosh! Oke, aku ga tau apa yang terjadi waktu itu. waktu nomor urutku dipanggil, aku ke atas panggung, dan semua mata tertuju padaku. Mungkin dalem hati mereka uda bilang “Eh, ini ngapain lagi anak kecil pake jilbab naek ke atas panggung? Apa ga tau ya, ini lomba kan yang ngadain mahasiswa katolik, dikhususkan juga buat orang2 katolik dan Kristen.. nah ini kenapa ada yang pake jilbab? Mau ceramah ya? atau ngadain pengajian?”

Hatiku menjawab.. “Uh nooooooooo!! Gw mau bacain puisi, tau ga sih?”

Oke, balik ke atas panggung. Puisi yang aku bawain temanya tentang alam. Sorry aku ga  bisa ngasih tau isinya karena ketinggalan di kompi lama. Sekarang kompinya uda rusak. Ga ada lagi pertinggalnya. Intinya, puisinya sedih (disedih-sedihkan). Sebelumnya baca, aku tarik nafas dulu. Coba relax, cool, and stay beauty (maaf atas kenarsisan makhluk ini ya, readers…). Baca bismillah pelan (yaiyalah… masa kuat-kuat? Ntar dikira mau mimpin pengajian beneran lagi!)

Aku berdiri dan tetap di tempat. Ga ada jalan-jalan. Maklum peserta pertama booo’… eke kan jorji-jorji gemanaaa getoh…!!

Di tengah-tengah puisi aku nangis. Jujur, ini 2% tangisannya karena penjiwaan akan puisinya. Dan 98% karena aku NERVOUS SETENGAH HIDUP. Kalo readers berpikir penampilan aku bagus, itu KESALAHAN BESAR. Silakan ambil wudhu’ untuk menyucikan diri. Aku ngerasa penampilan aku itu biasaaaa banget. Ga kaya  peserta yang laen. Heboh. Bisa buat penonton terhibur.

Waktu pengumuman pemenang, aku uda illfeel. Uda yakin ga bakal menang. Dan ternyata… aku dapet juara ketiga. Aaaaa!! Tangisan palsu itu mendatangkan  runner up 2. Uwooouwooouwooo… *gaya Tarzan*
Dan tau ga, hal yang buat aku lebih bahagia lagi, sekolahku, SMAN 4 PEMATANGSIANTAR tercinta memboyong piala juara umum. Yeah!

Dan ternyata, bukan aku sendiri juara yang pake jilbab. Ada juga juara 2 lomba cerpen yang pake jilbab. Kita sempet kenalan. Namanya Dira. Duh, aku pengen kenal dia lebih jauh. Dari situ aku cariin fbnya. Tapi uda setaun sampe sekarang, aku belum nemu juga. Aduh, Dira… gimana kabarmu ya?
 
Ohya, Lydia Rahmadani juga menang cerpen. Juara 4. Congrats, sweety… ^_^

Karena Lydia ga ikut waktu itu, jadinya aku yang wakilin dia nerima pialanya. Dan, si Dira ngira aku menang 2 kali. Juara puisi dan cerpen. Oh my, Gosh! Kamu salah sangka, Dira…

Dira anaknya cantik, dan sepertinya baik.  Sejak pertandingan itu, aku ga pernah jumpa dia lagi…

Oke, ngomong-ngomong soal puisi, kemaren aku baru buat puisi dalam bahasa Inggris. Jelek sih… dan simpel sekali. cek di sini.

Well, sampe di sini dulu. Mulai sekarang aku mau mulai menyukai Matematika dan puisi lagi. Supaya otak kanan dan kiriku seimbang.

Thanks, uda mampir di blogku ya…. ^_^

Komentar

  1. congratz ya :p cieee juara 3 cieee

    BalasHapus
  2. haha :D
    itu taun lalu kak.
    taun ini cerpen aja. do'ain ya semoga menang... :D

    oya, cerpennya belum sempet aku kirim.
    ntar pasti aku kirim. tunggu aja ya, kak... :D

    BalasHapus
  3. amin amin :D kirain yang kemaren . iya gapapa kok. ohiya follow blog kaka yang ini dong :p alamat baru

    BalasHapus
  4. makasih makasih kak..
    aku kirimnya lewat email aja ya. tapi ke emailnya kakak yg mana ya?

    followed.
    aduh, bagus pisan blognya.. mau dong kak diajarin buat blog kayak gitu..
    haha
    :D

    BalasHapus

Posting Komentar

jangan sungkan untuk berkomentar ya :)

Postingan Populer